Selasa, 29 November 2011

Pembantu Baruku (Cerbung Copas FB) part 22 B


Pembantu Baruku ~ part 22 B

_________________________________________________________

"Loe pikir kak rio air kak??" kata ozy ngambek. Ify tertawa lagi.
"Kan gue udah minta maap zy. Maap ya... Jangan ngambek.. Ntar loe diketain jelek juga lo sama rio." kata ify membujuk ozy agar nggak ngambek.
"Nggak bakal. Dianya aja lebih jelek dari gue kok." kata ozy dan tetep manyun. Rio yang dikatain ozy masih santai-santai aja make sepatunya.
"Yo, tumben loe nggak marah-marah dikatain ozy." kata ify sambil noleh ke arah rio.
"Dia ngatain gue ya?? Bodo ah, nggak mood marah-marah gue sekarang." jawab rio cuek. Ify mengangkat satu alisnya heran, "sejak kapan tu anak satu terima aja dikata-katain orang??" batin ify.
"Mikirin apa lagi loe kak??" batin ozy.

"Oii loe berdua..! Bengong aja loe..!! Berangkat sekarang nggak nih??" sorak rio membuyarkan lamunan ozy dan ify.
"Eh..iya kak bentar, tali sepatu gu belom beres nih.." kata ozy kaget dan langsung ngebut ngikat tali sepatunya. Sementara ify langsung nyusul rio ke mobilnya.

Setelah semua urusan pagi beres, RiFyZy pun berangkat menuju sekolah mereka masing-masing. *udah lama nggak pake singkatan nama..^^*
                                                                                       ****

"Yo, perasaan gue aja atau loe emag aneh ya akhir-akhir ini??" tanya ify saat dia dan rio jalan berdampingan menuju kelas.
"Aneh?? Emang selama ini loe bilang gue aneh kan??" tanya rio balik.
"Tapi aneh yg sekarang itu benar-benar aneh yo, aneh dalam defenisi sebenernya, dalam defenisi akal sehat gue." jelas ify.
"Gue nggak ngerti maksud lo fy.." kata rio masih tetap cuekin pertanyaan ify.
"Kok sifat loe jadi agak berubah gitu sih yo??" tanya ify lagi.
"Berubah gimana fy?? Biasa aja kok??" jawab rio masih tetep cuek.
"Yo, loe kenapa sih?? Sumpah gue bingung banget sama loe yg sekarang. Maksud loe apa coba jadi rada cuek ke gue sekarang??" tanya ify lagi sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Perasaan loe aja kali fy.. Gue biasa aja kok.." jawab rio still cuek.
"Terserah loe deh yo..!" kata ify kesal dan langsung jalan mendahului rio. Rio yg melihat ify marah langsung menarik lengan ify.
"Sorry fy.. Gue akui, emang ada yg ganggu pikiran gue sekarang.." kata rio sambil nahan lengan ify. Tapi ify nggak peduli, ify menyentakkan tangan, lalu berlari mendahului rio.
"Sorry fy.. Gue terpaksa, gue harus terbiasa jauh dari loe mulai sekarang." batin rio. Akhirnya rio melnjutkan langkahnya menuju kelas dengan langkah gontai.

XII IPA 3....
"Kenapa lagi loe fy??" tanya sivia heran liat ify nyampe kelas dengan muka ditekuk 17.
"Rio lagi ya??" tebak zahra.
"Udah...sabar aja fy..." kata agni.
"Ugh...gue bener-bener nggak ngerti sama rio. Tu anak kenapa sih??" kata ify dengan suara agak keras.
"Jangan marah sama kita fy. Tuh sama rio.." kata via sambil nunjuk rio yg baru masuk kelas. Ify mengedarkan pandangannya ke arah yg ditunjuk sivia. Lalu kembali cemberut.
"Gue males ketemu dia sekarang." kata ify dingin.
"Gaya loe fy, sekarang aja loe males, ntar kangen lagi." ejek agni yg sukses bkin bibir ify makin maju.                                                          
                                    ****
"Pagi-pagi udah lemes aja loe yo.." kata alvin begitu rio masuk kelas.
"Pucet lagi." tambah iyel.
"Makin kurus juga." cakka juga ikutan.
Rio hanya menghela nafas panjang menanggapi teman-temannya.
"Yo, loyo amat. Ada masalah apa loe??" tanya alvin.
"Ha?? Nggak, capek doang." jawab rio lesu.
"Gue tau, loe pasti lagi berantem sama ify ya?? Atau loe mulai repot ngurusin ify??" tebak cakka asal.
Rio menimpuk kepala cakka dengan buku catatan alvin yg ada di sampingnya, tapi rio tetep diam dan lesu.
"Ada masalah apa sih yo?? Crita dong.." kata alvin.
Rio nggak jawab, tiba-tiba dia merasa mual. Dengan menutupi mulutnya, rio segera berlari ke luar kelas, menuju toilet.
Dibelakangnya ada alvin yg juga lari nngikutin rio. Ify yg nggak sengaja liat rio lari juga terheran-heran, sama seperti iyel dan cakka yg masih kaku di kelasnya.
                                                                                 ****

"Huek..." rio muntah di toilet dengan alvin yg mengusap-ngusap punggung rio.

"Yo, loe sakit ya??" tanya alvin khawatir.

"Uhuk...uhuk...huek.." rio terus muntah-muntah dan batuk-batuk.

"Yo, loe knapa??" terdengar suara dari luar pintu toilet. Dan itu suara ify. Dengan nada khawatir.

"Arrgh....sakit.." erang rio.

"Yo...loe knapa??" tanya alvin khawatir.
Rio nggak jawab pertanyaan alvin mau pun ify yg terus-terusan teriak nanya dari luar. Kerongkongannya terasa sakit. Perih. Ditambah lagi sakit dikepalanya yg semakin menjadi-jadi. Dua rasa sakit itu membuat badan rio terasa lemah. Kakinya gemetaran dan seperti nggak bertenaga membuat rio terduduk.

"Ya ampun yo.. Loe knapa??" tanya alvin semakin cemas. Alvin berjongkok lalu menopang tubuh rio yg entah mengapa seperti nggak bertenaga sama sekali. Sementara rio masih terus mengerang kecil membuat alvin semakin panik.

"Woii...yg diluar yg denger suara, tolong!!" teriak alvin.
Setelah alvin teriak cuma riko yg datang.

"Ya ampun vin.. Si rio knapa??" tanya riko kaget.

"Yg lain mana ko?? Gue butuh bantuan gotong rio ke UKS nih.." tanya alvin masih dengan nada panik.

"Udah masuk vin. Loe nggak denger bel dari tadi?? Tapi si rio knapa dulu??" jawab dan tanya riko lagi dan ikut berjongkok di sisi kanan rio.

"Nggak tau. Udah loe bantu gue sekarang." suruh alvin.
Akhirnya dengan susah payah alvin dan riko gotong rio ke UKS.

alvin dan riko menidurkan rio disalah satu kasur yg tersedia di UKS. Lalu alvin meriksa kening sahabatnya itu.
"Buset mak.. Panas amat. Yo loe sakit ya?? Knapa masih ngotot sekolah klo sakit??" tanya alvin kaget.
Dengan lemah rio menggeleng dan tersenyum ketir.

"Ko, ambil ijin buat gue sama rio sana! Loe balik ke kelas aja. Rio biar gue yg urus." suruh alvin. Riko merasa ragu.

"Yakin loe vin??" tanya riko.

"Bnget, tapi loe panggil ify ya.. Suruh dia ke sini" kata alvin sambil nyengir.

"Jiah...bilang aja loe nggak bisa ngurusin rio. Oke deh.." kata riko lalu beranjak pergi.

"Nah yo.. Sekarang bilang sama gue loe knapa??" tanya alvin sambil masang muka serius ke rio. Rio tersenyum masam.

"Aduh...si alvin. Pala gue masih berasa ditimpuk batu karang, udah ditanya-tanya.." batin rio.

"Yo, loe knapa sih?? Gue peratiin ya, udah beberapa hari ini loe lemes. Sering ngilang gitu aja. Atau kadang loe ngelamun. Kadang loe rada dingin gitu. Atau tiba-tiba ngerang kaya orang kesakitan gitu. Jadi dengan semua sikap aneh loe itu, loe kenapa??" tanya alvin lagi. Rio nyengir di sela-sela kesakitannya.

"Sebelumnya minta minum dong vin.." kata rio dengan suara lemah. Setelah melotot ke rio, alvin pun menuruti permintaan temannya itu.

"Nih.." kata alvin sambil menyodorkan segelas air putih k rio.

"Bantuin gue duduk vin." kata rio lagi. Dengas sedikit rasa malas, alvin membantu rio duduk dan bersandar ke kepala kasur.

"Manja amat loe yo.." kata alvin. Rio hanya tersenyum kecil menanggapinya. Lalu mengeluarkan botol obat bewarna putih dari kantongnya.

"Obat apaan tu yo??" tanya alvin. Tpi rio nggak jawab dan meminum obatnya.

"Yo??" tanya alvin lagi, semakin bingung dengan mksud rio dan obatnya itu.
"Hah... Vin, klo gue bilang gue ngidap salah satu penyakit mematikan di dunia, loe percaya nggak??" tanya rio dengan menghela nafas dulu sbelumya.

"Elo?? Emm...nggak deh kayanya." jawab alvin. Rio kembali menghela nafas.

"Knapa??" tanya rio lagi.

"Ya knapa ya?? Nggak mungkin aja gitu. Seumur hidup gue, gue nggak pernah kenal orang yg kaya loe bilang tadi." jawab alvin.

"Sayangnya orang itu beneran ada vin. Dan gue salah satunya.." kata rio dengan suara pelan, tapi cukup untuk sampai di telinga alvin.

"Apa???! Serius loe yo???! Lo becanda doang kan???!" tanya alvin kaget nggak percaya. Dan berharap rio akan cengar-cengir menandakan klau dia bohong.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar